Kamis, 30 Juni 2016

MAKALAH SISTEM PENILAIAN

SISTEM PENILAIAN

Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Arfilia Wijayanti, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok VII Kelas 4J
Sugeng Rahayu                       (14120457)
Ajeng Epilla Santi N.              (14120462)
Tri Endro Untoro                    (14120468)
Rizki Azizah                           (14120499)
Alamsah Ade P.                      (14120486)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Penilaian”.Penyususnan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang pengertian penilaian kelas,prinsip-prinsip dan strategi penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas, ragam penilaian kelas, serta manfaat dari penilaian.
Dalam penyususnan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Arfilia Wijayanti, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini pada kami. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materi maupun moril dalam penyususunan makalah ini.
Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan tentang sistem penilaian yang meliputi:  pengertian penilaian kelas, prinsip-prinsip dan strategi penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas,  ragam penilaian kelas, serta manfaat penilaian. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai sistem penilaian sebagai bekal calon pendidik di masa yang akan datang.
Terima kasih, semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


                                                                                                Semarang, 30 Maret 2016
                                                                                                                Penyusun

DAFTAR ISI







BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki karakteristik diri yang berbeda-beda meskipun ada sebagian dari diri mereka yang juga dimiliki oleh orang lain namun dalam dunia pendidikan karakteristik seseorang akan menentukan kualitas dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui sistem penilaian.
Dalam penilaian siswa disekolah melalui penilaian berbasis kelas, aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu pengertian penilaian kelas, prinsip-prinsip dan strategi penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas, ragam penilaian kelas, serta manfaat penilaian kelas, hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Oleh karenanya, kemampuan para guru dan calon guru dalam aspek-aspek tersebut mutlak diperlukan.
Dalam makalah ini dibahas aspek-aspek tersebut dengan maksud untuk memperluas wawasan dan keterampilan dalam bidang penilaian, khususnya dalam menilai proses dan hasil belajar siswa disekolah.

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian pembahasan di atas maka dapat diambil beberapa permasalahan terkait dengan sistem penilaian yaitu sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan penilaian berbasis kelas?
2.      Bagaimanakah prinsip-prinsip dan strategi yang diterapkan dalam penilaian kelas?
3.      Apa sajakah aspek yang diukur dalam penilaian?
4.      Apa sajakah ragam penilaian kelas?
5.      Manfaat apa saja yang diperoleh melalui penilaian ?



C.    Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi penilaian berbasis kelas
2.      Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dan strategi yang diterapkan dalam penilaian kelas
3.      Mahasiswa dapat mengetahui ragam penilaian kelas
4.      Mahasiswa dapat mengetahui aspek-aspek yang diukur dalam penilaian
5.      Mahasiswa dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari penilaian

D.    Manfaat

Manfaat yang dapat dipetik dengan adanya makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Dengan adanya makalah ini mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang sistem penilaian.
2.      Dengan adanya makalah ini mahasiswa calon guru diharapkan nantinya dapat menerapkan  sistem penilaian yang baik dan benar pada saat menjadi seorang guru.










BAB II

PEMBAHASAN


A.    KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KELAS


Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assesment”.Maksudnya, data daninformasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat pada kurikulum. Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan pskomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian yang dilakukan secara sistematis dan sistemik, menyeluruh dan  berkelanjutan.
Sehingga di sini dapat disimpulkan bahwa penilaian  kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran untuk menilai kemajuan siswa dalam belajar, sehingga penilaian ini berperan sebagai alat pembelajaran dan dapat menilai apa yang seharusnya dinilai.
Dalam implementasinya penilaian berbasis kelas, guru harus menetapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, bukti autentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.Dalam penilaian berbasis kelas, terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Penilaian berbasis prestasi belajar (achievement assesement) , yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum
2.      Penilaian kinerja(performance assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan peserta didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau prakttek kerja nyata.
3.      Penilaian alternatif(alternative assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan sebagai alternatif di samping teknik penilaian yang lain. Artinya penilaian tidak hanya bergantung pada satu bentuk saja (contoh tes tertulis), tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti penilaian penampilan dan atau penilaia portofolio.
4.       Penilaian autentik(authentic assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berupa kemampuan nyata, bukan suatu yang dibuat-buat atau yang hanya diperoleh di dalam kelas
5.       Penilaian portofolio(portfolio assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapain kompetensi dan perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu ke waktu.

B.     PRINSIP- PRINSIP DAN STRATEGI PENILAIAN KELAS


1.      Pengertian Penilaian Otentik ( Authentic Assessment)

Penilaian Otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik :
1)      Proses penilaian harus meruoakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran ( a part of, not a part from instruction).
2)       Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata ( real world problems), bukan masalah dunia sekolah ( school work-kind of problems).
3)      Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4)      Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran ( kognitif, afektif dan sensorimotorik).




2.      Tujuan Penilaian Kelas

Tujun penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut.
1)      Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.
2)      Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan  yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang telah siswa kuasai dan apa yang belum dikuasai.
3)      Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
4)      Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan oleh guru, khusunya pada saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada orangtua, sekolah atau pihak lain seperti di akhir semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk raport siswa atau bentuk-bentuk lainnya.

 

3.      Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi :
1)      Fungsi motivasi
Penilaian yang dilkukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar.  Latihan tugas dan ulangan yang diberikan guru harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Bentuk latihan, tugas harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi kebutuhannya.
2)      Fungsi belajar tuntas
Penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar harus menjadi focus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Rencana penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.
3)      Fungsi sebagai indikator efektifitas pengajaran
Disamping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana.
4)      Fungsi umpan balik
Hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri.Umpan balik hasil penilaian harus sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok.

4.      Prinsip Penilaian Kelas

agar penilaian kelas memenuhi fungsi dan tujuan sebagaimana dijelaskan diatas, perlu diperhatikan hal-hal berikut
a)      Mengacu ke kemampuan (competency referenced)
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum.
b)      Berkelanjutan (continuous)
Penilaian yang dilkukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
c)      Didaktis
Alat yang digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa menyenangindan menikmati kegiatan penilaian.
d)     Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
e)      Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa.

Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum, penilaian berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip
a.      Valid (tepat)
Dalam prinsip ini, alat ukur yang digunkan dalam penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Agar prinsip ini dapat dijadikan acuan, maka proses dan hasil penilaian berbasis kelas harus betul-betul relevan dan berorientasi kepada upaya pencapaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik.

b.      Mendidik
Didalam penilaian berbasis kelas, guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.Sebaliknya peserta didik yang kurang berhasil harus dapat memahami bahwa hasil yang dicapai merupakan suatu pembelajaran. Hasil beljar yang diperoleh harus menjadi feed-back bagi perbaikan kegiatan pembelajaran.

c.       Berorientasi pada kompetensi
Penilaian berbasis kelas dilakukan dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi.Untuk itu, semua pendekatan, model, teknik, bentuk, dan format penilaian berbasis kelas harus diorientasikan pada kompetensi.

d.      Adil dan objektif
Guru sebagai penilai tetap harus dituntut berbuat adil dan bersikap objektif terhadap semua peserta didik. Untuk itu, guru perlu membuat perencanaan penilaian yang jelas, komprehensif dan operasional, serta menetapkan kriteria dalam membuat keputusan.

e.       Terbuka
Sistem dan hasil penilaian berbasis kelas tidak boleh disembunyikan atau dirahasiakan oleh guru.Dengan demikian, semua pihak yang berkepentingan merasa puas dan dihargai karena dapat mengetahui hasil belajar peserta didik.

f.       Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi harus dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran, terencana, bertahap, dan berkesinambungan.Berkesinambungan tidak hanya dilihat dari segi jumlah frekuensi penilaian, tetapi juga dari kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.



g.      Menyeluruh
Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilakukan secara menyeluruh, utuh dan tuntas, baik yang berkenaan dengan domain kognitif, afektif maupun psikomor. Begitu juga dengan jenis, prosedur, dan teknik penilaian yang digunakan, termasuk berbagai bukti autentik hasil belajar peserta didik.

h.      Bermakna
Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna kepada berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian dapat ditindaklanjuti, terutama bagi guru, orang tua, dan peserta didik.

5.      Strategi Penilaian Kelas

Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi/ penilaian pendidikan merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam 6 (enam) langkah pokok, yakni:
a.    Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar.
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya oleh Sudijono (2003:59) mencakup enam jenis kegiatan, yakni: (a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. (b) menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, (c) memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, (d)  Menyusun alat-alat pengukur dan penilaian hasil belajar peserta didik, (e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi dan (f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).



b.    Menghimpun Data.
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara, atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide, atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar menggunakan teknis non tes).

c.    Melakukan Verifikasi Data.
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan menguburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).

d.   Mengolah dan Menganalisis Data.
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.Untuk keperluan itu, maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam menggolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik dan atau teknik non statistik, tergantung kepada jenis data yang akan diolah atau dianalisis. Dengan analisis statistic misalnya, penyusunan atau pengaturan dan penyajian data lewat tabel-tabel, grafik, atau diagram, perhitungan-perhitungan rata-rata, standar deviasi, pengukuran korelasi, uji benda mean, atau uji benda frekuensi dan sebagainya akan dapat menghasilkan informasi-informasi yang lebih lengkap dan amat berharga.



e.    Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan.
Memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu.Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu.Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tentu harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.

f.     Tindak Lanjut Hasil Evaluasi.
Bertitik tolak dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya, maka pada akhirnya evaluator akan mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan hasil evaluasi tersebut. Harus senantiasa diingat bahwa setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit. Tanpa diikuti oleh tindak lanjut yang konkrit, maka pekerjaan evaluasi itu hanya akan sampai kepada pernyataan, yang menyatakan bahwa; “saya tahu, bahwa begini dan itu begitu”. Apabila hal seperti itu terjadi, maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak membawa manfaat bagi evaluator.

 

6.      Prosedur dan Metode Penilaian

Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar (PBM). PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar adalah interaksi yang efektif antara guru, siswa, dan sumber belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah ke penguasaan kompetensi oleh siswa. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan kemahiran tentang berbagai metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan. Diantara metode yang dimaksud adalah penilaian tertulis (paper-pencil test) baik soal pilihan maupun uraian, tes praktek (performance test), penilaian produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri siswa, penilaian afektif dan portofolio.
Diterapkannya standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan strategi penilaian di kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas. Penilaian kelas harus bersifat otentik,yakni penilaian yang menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar siswa. Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar mengajar, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan teknik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.

C.    ASPEK-ASPEK YANG DIUKUR DALAM PBK

Penilaian autentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari peserta didik melalui kegiatan ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, domain yang perlu dinilai melalui domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor.

1.      Aspek Kognitif
Aspek  kognitif meliputi hal-hal berikut ini :
a.         Tingkatkan hafalan
mencakup kemampuan menghafal verbal atau menghafal paraphrase materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
b.         Tingkatan pemahaman
meliputi kemampuan membandingkan (menunjukan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.
c.         Tingkatkan aplikasi
mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsip terhadap  kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan.


d.        Tingkatan analisis
meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan, memerinci, mengurai suatu objek.
e.          Tingkatan sintesis
meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis, menggambar dan sebagainya.
f.          Tingkatan evaluasi
penilaian mencakup kemampuan menilai (judgement) terhadap objek studi dengan menggunakan kriteria tertentu.
Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat di gunakan tes lisan di kelas, tes tertulis, dan portofolio.Portofolio merupakan kumpulan dari tugas-tugas peserta didik.Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, peserta didik menilai kemajuannya sendiri, dan menilai sejumlah karya peserta didik. Dengan kata lain, semua tuggas yang di kerjakan peserta didik dikumpulkan dan di akhir suatu unit program pembelajaran diberikan penilaian. Dalam nilai dilakukan diskusi antara siswa dan guru untuk menentukan skornya.Prinsip penilaian portofolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas.Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang, atau mengerjakan soal.Jadi, portofolio merupakan alat pengukur dengan melibatkan peserta didik untuk menilai kemajuannya berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.

2.      Aspek Psikomotor
Aspek  psikomotor meliputi hal-hal berikut ini.
a.    Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan peserta didik dalam menggerakkan sebagian anggota badan.
b.    Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan.
c.     Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

Alat penilaian yang di gunakan untuk mengukur domain psikomotor adalah tes penampilan atau kinerja (performance) yang telah di kuasi peserta didik, seperti:
a.      Tes paper dan pencil. Walaupun bentuknya seperti tes tertulis, tetapi sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, misalnya berupa desain alat, desain grafis, dan sebagainya.
b.      Tes identifikasi. Tes ini ditentukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu. Misalnya, menemukan bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat.
c.       Tes simulasi. Tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dipakai untuk mempergakan penampilan peserta didik. Dengan demikian, melalui simulasi peserta didik tetap dapat dinilai, apakah dia sudah menguasai keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau mempergakan seolah-olah menggunakan alat.
d.      Tes petik kerja (work sample). Tes ini dilakukan dengan alat yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai atau terampil menggunakan alat tersebut.
Tes penampilan atau perbuatan, berupa tes identifikasi, tes simulasi maupun untuk kerja datanya dapat diperoleh dengan menggunakan daftar cek (check list) ataupun sekala penilaian (rating scale).Daftar cek lebih praktis jika digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah yang lebih besar, atau jika perbuatan yang dinilai memiliki resiko tinggi.Skala penilaian cocok untuk menghadapi peserta didik dengan jumlah terbatas.

3.      Aspek Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang harus dinilai.
1.         Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
2.         Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif, bisa negatif, atau netral. Hal ini tidak dapat dikatagorikan bnar atau salah. Guru memiliki tugas untuk membangkitkan dan meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran, serta mengubah sikap peserta didik, dari sikap negatif ke sikap positif.

Adapun tingkatan aspek afektif yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam :
a.      Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya.
b.      Menikmati atau menerima nilai, norma serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.
c.      Menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil-tidak adil, indah-tidak indah terhadap objek studi.
d.       Menerapkan atau mempraktikan nilai, norma, etika, dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hati.
Penilaian perlu dilakukan terhadap daya tarik, minat, motivasi, ketekunan belajar, dan sikap peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu beserta proses pembelajarannya.
Dalam penilaian berbasis kelas, ketiga aspek diatas harus diperhitungkan secara seimbang dan proporsional.Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas guru harus memperlihatkan hal-hal berikut ini.
a.         Penilaian domain kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari satu kompetensi dasar yangharus dicapai, akhir dari semester, dan jenjang satuan pendidikan.
b.         Penilain domain afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik didalam maupun diluar kelas.
c.         Penilaian domain psikomotor dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran.









D.    RAGAM PENILAIAN KELAS

Sumarna surapranata dan Muhammad hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilaian berbasis kelas, yaitu:

1.      Tes tertulis.
Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis.Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan umum.Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian.


2.      Tes perbuatan
Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktik. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

3.      Pemberian tugas
Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai dari awal kelas sampai dengan akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik. Pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a.     Banyaknya tugas untuk suatu mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan peserta didik, karena peserta didik memerlukan waktu untuk bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman dan lingkungan social lainnya.
b.    Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya. Materi tugas harus dipilih yang esensial, sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya
c.     Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangakan kreativitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.

4.      Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.Penilaian ini dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, penilaian, hingga penyajian data. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan peserta didik untuk mengomunikasikan informasi.

5.      Penilaian produk
Penilaian hasil kerja atau produk peserta didik adalah penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kulitas hasil kerja tertentu.

6.      Penilaian sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, seperti sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pelajaran, sikap berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik melalui materi tertentu. Untuk pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan skala sikap.

7.      Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.


Pusat kurikulum balitbang depdiknas (2002) mengemukakan seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam penilaian berbasis kelas, antara lain:
1.  Kuis
Digunakan untuk menanyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai

2.  Pertanyaan lisan di kelas
Digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang pemahaman konsep, prinsip, atau teorema.

3.   Ulangan harian
Dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi.

4.   Tugas individu
Dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dalam waktu tertentu dan dapat berupa tugas rumah.

5.  Tugas kelompok
Digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah.

6.  Ulangan semester
Digunakan untuk menilai ketuntasan penguasaan kompetensi pada akhir program semester.Dari aspek kognitif ulangan harian dapat digunakan untuk mengungkap mengingat sampai dengan evaluasi. Untuk aspek psikomotor dapat dilakukan ujian praktik, dan untuk aspek afektif dapat dilakukan dengan pengumpulan data/hasil pengamatan dalam kurun waktu satu semester

7.  Ulangan kenaikan
Digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai materi dalam satu tahun ajaran.

8.   Laporan kerja praktik
Digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti fisika, kimia, biologi, dan bahasa.

9.   Response atau ujian praktik
Digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya.Tujuannya untuk mengetahui penguasaan akhir, baik dari aspek kognitif maupun psikomotor.

E.     MANFAAT PENILAIAN KELAS


Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi mengemukakan hasil penilaian berbasis kelas berguna untuk:
1.      Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
2.      Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
3.      Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
4.      Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
5.      Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat  tentang efektifitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan peran sertanya di bidang pendidikan.

BAB III

PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu domain kognitif, domain afektif , dan domain psikomotor.Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk penelusuran, pengecekan, pencarian, penyimpulan.



B.     SARAN

Tak ada gading yang tak retak, makalah ini adalah upaya untuk memperluas wawasan dan keterampilan kita  dalam sistem penilaian, khususnya dalam menilai proses dan hasil belajar siswa di sekolah.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan membuat kita mengerti bagaimana yang telah dijelaskan diatas. Amin.








DAFTAR PUSTAKA


Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
KAWASAN INFORMASI TERKINI _ Manfaat, Fungsi dan Prinsip Penilaian Kelas.html : diakses pada tanggal : 21 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar