SISTEM PENILAIAN
Makalah
ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Arfilia Wijayanti, S.Pd.,M.Pd.
Disusun
oleh :
Kelompok
VII Kelas 4J
Sugeng
Rahayu (14120457)
Ajeng
Epilla Santi N. (14120462)
Tri
Endro Untoro (14120468)
Rizki
Azizah (14120499)
Alamsah
Ade P. (14120486)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Penilaian”.Penyususnan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat tentang pengertian penilaian kelas,prinsip-prinsip dan strategi
penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas, ragam penilaian
kelas, serta manfaat dari penilaian.
Dalam penyususnan
makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Arfilia
Wijayanti, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini pada kami. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara materi maupun moril dalam penyususunan makalah ini.
Pada kesempatan
ini, kami akan menjelaskan tentang sistem penilaian yang meliputi: pengertian penilaian kelas, prinsip-prinsip
dan strategi penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas, ragam penilaian kelas, serta manfaat
penilaian. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sistem penilaian sebagai bekal calon
pendidik di masa yang akan datang.
Terima kasih,
semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Semarang,
30 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap
individu memiliki karakteristik diri yang berbeda-beda meskipun ada sebagian
dari diri mereka yang juga dimiliki oleh orang lain namun dalam dunia
pendidikan karakteristik seseorang akan menentukan kualitas dalam proses
belajar mengajar. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dapat dilakukan melalui sistem penilaian.
Dalam
penilaian siswa disekolah melalui penilaian berbasis kelas, aspek-aspek yang
perlu diperhatikan yaitu pengertian penilaian kelas, prinsip-prinsip dan strategi
penilaian kelas, aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kelas, ragam penilaian
kelas, serta manfaat penilaian kelas, hal ini sangat berpengaruh terhadap
kualitas lulusan. Oleh karenanya, kemampuan para guru dan calon guru dalam
aspek-aspek tersebut mutlak diperlukan.
Dalam
makalah ini dibahas aspek-aspek tersebut dengan maksud untuk memperluas wawasan
dan keterampilan dalam bidang penilaian, khususnya dalam menilai proses dan
hasil belajar siswa disekolah.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian pembahasan di atas maka dapat diambil beberapa permasalahan terkait
dengan sistem penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud dengan penilaian berbasis kelas?
2. Bagaimanakah
prinsip-prinsip dan strategi yang diterapkan dalam penilaian kelas?
3. Apa
sajakah aspek yang diukur dalam penilaian?
4. Apa
sajakah ragam penilaian kelas?
5. Manfaat
apa saja yang diperoleh melalui penilaian ?
C. Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswa
dapat mengetahui tentang definisi penilaian berbasis kelas
2. Mahasiswa
dapat mengetahui prinsip-prinsip dan strategi yang diterapkan dalam penilaian
kelas
3. Mahasiswa
dapat mengetahui ragam penilaian kelas
4. Mahasiswa
dapat mengetahui aspek-aspek yang diukur dalam penilaian
5. Mahasiswa
dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari penilaian
D. Manfaat
Manfaat
yang dapat dipetik dengan adanya makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Dengan
adanya makalah ini mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang sistem
penilaian.
2. Dengan
adanya makalah ini mahasiswa calon guru diharapkan nantinya dapat menerapkan sistem penilaian yang baik dan benar pada saat
menjadi seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KELAS
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian
dalam arti “assesment”.Maksudnya, data daninformasi dari penilaian
berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar
yang terdapat pada kurikulum. Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk
memberikan keseimbangan pada tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan pskomotor
dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian yang dilakukan secara
sistematis dan sistemik, menyeluruh dan
berkelanjutan.
Sehingga di sini dapat
disimpulkan bahwa penilaian kelas adalah
penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran untuk
menilai kemajuan siswa dalam belajar, sehingga penilaian ini berperan sebagai
alat pembelajaran dan dapat menilai apa yang seharusnya dinilai.
Dalam implementasinya penilaian berbasis
kelas, guru harus menetapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, bukti
autentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.Dalam penilaian
berbasis kelas, terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1. Penilaian berbasis
prestasi belajar (achievement assesement)
, yaitu suatu teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian prestasi belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum
2. Penilaian
kinerja(performance assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan peserta didik
melalui tes penampilan atau demonstrasi atau prakttek kerja nyata.
3. Penilaian
alternatif(alternative assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan sebagai alternatif di samping teknik penilaian yang lain. Artinya
penilaian tidak hanya bergantung pada satu bentuk saja (contoh tes tertulis),
tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti penilaian
penampilan dan atau penilaia portofolio.
4. Penilaian
autentik(authentic assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berupa
kemampuan nyata, bukan suatu yang dibuat-buat atau yang hanya diperoleh di
dalam kelas
5. Penilaian
portofolio(portfolio assesment), yaitu suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapain kompetensi dan perkembangan
peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu ke waktu.
B. PRINSIP- PRINSIP DAN STRATEGI PENILAIAN KELAS
1. Pengertian Penilaian Otentik ( Authentic Assessment)
Penilaian Otentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Berikut adalah
prinsip-prinsip penilaian otentik :
1) Proses
penilaian harus meruoakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,
bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran ( a part of, not a part from
instruction).
2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia
nyata ( real world problems), bukan masalah dunia sekolah ( school work-kind of
problems).
3) Penilaian
harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan criteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4) Penilaian
harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (
kognitif, afektif dan sensorimotorik).
2. Tujuan Penilaian Kelas
Tujun penilaian
di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut.
1) Penelusuran
(keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik
tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan
tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh
gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.
2) Pengecekan
(checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses
pembelajaran. Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun
informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang telah siswa
kuasai dan apa yang belum dikuasai.
3) Pencarian
(finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu
menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
4) Penyimpulan
(summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai
seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan
sangat penting dilakukan oleh guru, khusunya pada saat guru diminta melaporkan
hasil kemajuan belajar anak kepada orangtua, sekolah atau pihak lain seperti di
akhir semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk raport siswa atau
bentuk-bentuk lainnya.
3. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas
yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi :
1) Fungsi
motivasi
Penilaian yang
dilkukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Latihan tugas dan ulangan yang diberikan guru
harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran baik secara individu
maupun kelompok. Bentuk latihan, tugas harus dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan
dan menjadi kebutuhannya.
2) Fungsi
belajar tuntas
Penilaian di
kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan
belajar harus menjadi focus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap
kali guru melakukan penilaian. Rencana penilaian harus disusun sesuai dengan
target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas
sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.
3) Fungsi
sebagai indikator efektifitas pengajaran
Disamping untuk
memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk
melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian
besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang
diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil
sesuai dengan rencana.
4) Fungsi
umpan balik
Hasil penilaian
harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu
sendiri.Umpan balik hasil penilaian harus sangat bermanfaat bagi siswa agar
siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang
diharapkan dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap
perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok.
4. Prinsip Penilaian Kelas
agar penilaian
kelas memenuhi fungsi dan tujuan sebagaimana dijelaskan diatas, perlu
diperhatikan hal-hal berikut
a) Mengacu
ke kemampuan (competency referenced)
Penilaian kelas
perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum.
b) Berkelanjutan
(continuous)
Penilaian yang
dilkukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam
rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
c) Didaktis
Alat yang
digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus dirancang baik
isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa
menyenangindan menikmati kegiatan penilaian.
d) Menggali
informasi
Penilaian kelas
yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil
keputusan dan umpan balik.
e) Melihat
yang benar dan yang salah
Dalam
melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil
penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang
secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan
siswa.
Prinsip-Prinsip
Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan
bahwa secara umum, penilaian berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip
a.
Valid
(tepat)
Dalam prinsip ini, alat
ukur yang digunkan dalam penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur
apa yang hendak diukur. Agar prinsip ini dapat dijadikan acuan, maka proses dan
hasil penilaian berbasis kelas harus betul-betul relevan dan berorientasi
kepada upaya pencapaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik.
b. Mendidik
Didalam penilaian berbasis
kelas, guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya
mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta membangkitkan
semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil.Sebaliknya peserta didik yang
kurang berhasil harus dapat memahami bahwa hasil yang dicapai merupakan suatu
pembelajaran. Hasil beljar yang diperoleh harus menjadi feed-back bagi
perbaikan kegiatan pembelajaran.
c. Berorientasi pada
kompetensi
Penilaian berbasis kelas
dilakukan dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan
dalam kurikulum berbasis kompetensi.Untuk itu, semua pendekatan, model, teknik,
bentuk, dan format penilaian berbasis kelas harus diorientasikan pada
kompetensi.
d. Adil dan objektif
Guru sebagai penilai tetap
harus dituntut berbuat adil dan bersikap objektif terhadap semua peserta didik.
Untuk itu, guru perlu membuat perencanaan penilaian yang jelas, komprehensif
dan operasional, serta menetapkan kriteria dalam membuat keputusan.
e. Terbuka
Sistem dan hasil penilaian
berbasis kelas tidak boleh disembunyikan atau dirahasiakan oleh guru.Dengan
demikian, semua pihak yang berkepentingan merasa puas dan dihargai karena dapat
mengetahui hasil belajar peserta didik.
f. Berkesinambungan
Penilaian
berbasis kelas tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja,
tetapi harus dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran, terencana, bertahap,
dan berkesinambungan.Berkesinambungan tidak hanya dilihat dari segi jumlah
frekuensi penilaian, tetapi juga dari kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik.
g. Menyeluruh
Penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilakukan secara
menyeluruh, utuh dan tuntas, baik yang berkenaan dengan domain kognitif,
afektif maupun psikomor. Begitu juga dengan jenis, prosedur, dan teknik
penilaian yang digunakan, termasuk berbagai bukti autentik hasil belajar
peserta didik.
h. Bermakna
Penilaian
berbasis kelas harus memberikan makna kepada berbagai pihak untuk melihat
tingkat perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik sehingga hasil
penilaian dapat ditindaklanjuti, terutama bagi guru, orang tua, dan peserta
didik.
5. Strategi Penilaian Kelas
Sekalipun
tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi/
penilaian pendidikan merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam 6 (enam)
langkah pokok, yakni:
a. Menyusun Rencana Evaluasi Hasil
Belajar.
Sebelum evaluasi hasil belajar
dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang.
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya oleh Sudijono (2003:59) mencakup
enam jenis kegiatan, yakni: (a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. (b)
menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, (c) memilih dan menentukan teknik
yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, (d) Menyusun
alat-alat pengukur dan penilaian hasil belajar peserta didik, (e) Menentukan
tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam
memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi dan (f) Menentukan
frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa
kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
b. Menghimpun Data.
Dalam
evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar
(apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan
pengamatan, wawancara, atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen
tertentu berupa rating scale, check list, interview guide, atau questionnaire
(apabila evaluasi hasil belajar menggunakan teknis non tes).
c. Melakukan Verifikasi Data.
Data yang telah berhasil dihimpun
harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu
dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data
dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok
individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang
akan menguburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah).
d. Mengolah dan Menganalisis Data.
Mengolah dan menganalisis hasil
evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang
telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.Untuk keperluan itu, maka data
hasil evaluasi perlu disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga “dapat
berbicara”. Dalam menggolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat
dipergunakan teknik statistik dan atau teknik non statistik, tergantung kepada
jenis data yang akan diolah atau dianalisis. Dengan analisis statistic
misalnya, penyusunan atau pengaturan dan penyajian data lewat tabel-tabel,
grafik, atau diagram, perhitungan-perhitungan rata-rata, standar deviasi,
pengukuran korelasi, uji benda mean, atau uji benda frekuensi dan sebagainya
akan dapat menghasilkan informasi-informasi yang lebih lengkap dan amat
berharga.
e. Memberikan Interpretasi dan Menarik
Kesimpulan.
Memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah
merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisisan itu.Atas dasar interpretasi terhadap
data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan
tertentu.Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tentu harus
mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
f. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi.
Bertitik
tolak dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan
disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya,
maka pada akhirnya evaluator akan mengambil keputusan dan merumuskan
kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan
hasil evaluasi tersebut. Harus senantiasa diingat bahwa setiap kegiatan
evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit. Tanpa diikuti oleh tindak
lanjut yang konkrit, maka pekerjaan evaluasi itu hanya akan sampai kepada pernyataan,
yang menyatakan bahwa; “saya tahu, bahwa begini dan itu begitu”. Apabila hal
seperti itu terjadi, maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak membawa
manfaat bagi evaluator.
6. Prosedur dan Metode Penilaian
Penilaian
kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas
proses belajar mengajar (PBM). PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh
penilaian kelas yang efektif oleh guru. Hal yang paling penting untuk
diperhatikan dalam proses belajar mengajar adalah interaksi yang efektif antara
guru, siswa, dan sumber belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya pengalaman
belajar yang mengarah ke penguasaan kompetensi oleh siswa. Guru hendaknya
memiliki pengetahuan dan kemahiran tentang berbagai metode dan teknik yang
dianggap paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman
belajar yang telah ditetapkan. Diantara metode yang dimaksud adalah penilaian
tertulis (paper-pencil test) baik soal pilihan maupun uraian, tes praktek
(performance test), penilaian produk, penilaian proyek, peta perkembangan,
evaluasi diri siswa, penilaian afektif dan portofolio.
Diterapkannya
standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan strategi penilaian di
kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas.
Penilaian kelas harus bersifat otentik,yakni penilaian yang menggunakan
berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta
pengalaman belajar siswa. Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses belajar mengajar, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih
berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan teknik harus
digunakan dalam melakukan penilaian kelas.
C. ASPEK-ASPEK YANG DIUKUR DALAM PBK
Penilaian autentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan
kompetensi yang telah dipelajari peserta didik melalui kegiatan ditinjau dari
dimensi kompetensi yang ingin dicapai, domain yang perlu dinilai melalui domain
kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif meliputi hal-hal berikut ini :
a.
Tingkatkan hafalan
mencakup
kemampuan menghafal verbal atau menghafal paraphrase materi pembelajaran berupa
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
b.
Tingkatan pemahaman
meliputi
kemampuan membandingkan (menunjukan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi
karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.
c.
Tingkatkan aplikasi
mencakup
kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsip terhadap kasus-kasus nyata
yang terjadi di lapangan.
d.
Tingkatan analisis
meliputi
kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan, memerinci, mengurai suatu objek.
e.
Tingkatan sintesis
meliputi
kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan,
mengarang, melukis, menggambar dan sebagainya.
f.
Tingkatan evaluasi
penilaian
mencakup kemampuan menilai (judgement) terhadap objek studi dengan
menggunakan kriteria tertentu.
Untuk mengukur penguasaan kognitif
dapat di gunakan tes lisan di kelas, tes tertulis, dan portofolio.Portofolio
merupakan kumpulan dari tugas-tugas peserta didik.Tujuannya adalah untuk
mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, peserta didik menilai
kemajuannya sendiri, dan menilai sejumlah karya peserta didik. Dengan kata
lain, semua tuggas yang di kerjakan peserta didik dikumpulkan dan di akhir
suatu unit program pembelajaran diberikan penilaian. Dalam nilai dilakukan
diskusi antara siswa dan guru untuk menentukan skornya.Prinsip penilaian
portofolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri kemudian
hasilnya dibahas.Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang, atau
mengerjakan soal.Jadi, portofolio merupakan alat pengukur dengan melibatkan
peserta didik untuk menilai kemajuannya berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu.
2. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor meliputi hal-hal berikut ini.
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal
berisi kemampuan peserta didik dalam menggerakkan sebagian anggota badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi
kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota
badan.
c. Tingkatan gerakan rutin berisi
kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada
tingkatan otomatis.
Alat penilaian yang di gunakan untuk mengukur domain
psikomotor adalah tes penampilan atau kinerja (performance) yang telah
di kuasi peserta didik, seperti:
a. Tes paper dan pencil. Walaupun bentuknya seperti tes
tertulis, tetapi sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan
karya, misalnya berupa desain alat, desain grafis, dan sebagainya.
b. Tes identifikasi. Tes ini ditentukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu. Misalnya, menemukan
bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat.
c. Tes simulasi. Tes ini dilakukan jika tidak ada
alat yang sesungguhnya yang dipakai untuk mempergakan penampilan peserta didik.
Dengan demikian, melalui simulasi peserta didik tetap dapat dinilai, apakah dia
sudah menguasai keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau mempergakan
seolah-olah menggunakan alat.
d. Tes petik kerja (work sample). Tes ini dilakukan dengan alat
yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai atau terampil menggunakan alat tersebut.
Tes penampilan atau perbuatan, berupa tes identifikasi, tes
simulasi maupun untuk kerja datanya dapat diperoleh dengan menggunakan daftar
cek (check list) ataupun sekala penilaian (rating scale).Daftar cek lebih
praktis jika digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah yang lebih besar,
atau jika perbuatan yang dinilai memiliki resiko tinggi.Skala penilaian cocok
untuk menghadapi peserta didik dengan jumlah terbatas.
3. Aspek Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada
dua hal yang harus dinilai.
1.
Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam
pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan
internalisasi.
2.
Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran
dan proses pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif,
bisa negatif, atau netral. Hal ini tidak dapat dikatagorikan bnar atau salah.
Guru memiliki tugas untuk membangkitkan dan meningkatkan minat peserta didik
terhadap mata pelajaran, serta mengubah sikap peserta didik, dari sikap negatif
ke sikap positif.
Adapun tingkatan aspek afektif yang
dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam :
a.
Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang
dihadapkan kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma
serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.
c. Menilai (valuing) ditinjau dari segi
baik buruk, adil-tidak adil, indah-tidak indah terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikan nilai,
norma, etika, dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hati.
Penilaian perlu dilakukan terhadap
daya tarik, minat, motivasi, ketekunan belajar, dan sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran tertentu beserta proses pembelajarannya.
Dalam penilaian berbasis kelas, ketiga
aspek diatas harus diperhitungkan secara seimbang dan proporsional.Untuk itu,
dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas guru harus memperlihatkan hal-hal
berikut ini.
a.
Penilaian domain kognitif dilakukan setelah peserta didik
mempelajari satu kompetensi dasar yangharus dicapai, akhir dari semester, dan
jenjang satuan pendidikan.
b.
Penilain domain afektif dilakukan selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran, baik didalam maupun diluar kelas.
c.
Penilaian domain psikomotor dilakukan selama berlangsungnya
proses kegiatan pembelajaran.
D. RAGAM PENILAIAN KELAS
Sumarna surapranata dan Muhammad
hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilaian berbasis kelas, yaitu:
1. Tes tertulis.
Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang
penyajian maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis.Tes tertulis dapat
diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan umum.Bentuk tes tertulis dapat
berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian.
2. Tes perbuatan
Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktik. Pengamatan dilakukan terhadap
perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Pemberian tugas
Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai
dari awal kelas sampai dengan akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan
perkembangan peserta didik. Pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Banyaknya tugas untuk suatu mata
pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan peserta didik, karena peserta didik
memerlukan waktu untuk bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi
dengan teman dan lingkungan social lainnya.
b. Jenis dan materi pemberian tugas
harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta didik
menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan
pengetahuannya. Materi tugas harus dipilih yang esensial, sehingga peserta
didik dapat mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya
c. Diupayakan pemberian tugas dapat
mengembangakan kreativitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.
4. Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu tertentu.Penilaian ini dilakukan mulai dari
pengumpulan, pengorganisasian, penilaian, hingga penyajian data. Proyek juga
akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada
proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan,
dan kemampuan peserta didik untuk mengomunikasikan informasi.
5. Penilaian produk
Penilaian hasil kerja atau produk peserta didik adalah
penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu
produk dan penilaian kulitas hasil kerja tertentu.
6. Penilaian sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai
objek sikap, seperti sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru, sikap
terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pelajaran, sikap
berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik
melalui materi tertentu. Untuk pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan
skala sikap.
7. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas
terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu.
Pusat kurikulum balitbang depdiknas (2002) mengemukakan
seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam
penilaian berbasis kelas, antara lain:
1. Kuis
Digunakan
untuk menanyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara singkat,
bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai
2. Pertanyaan lisan di kelas
Digunakan
untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang pemahaman konsep, prinsip,
atau teorema.
3. Ulangan harian
Dilakukan
secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi.
4. Tugas individu
Dilakukan
secara periodic untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dalam waktu
tertentu dan dapat berupa tugas rumah.
5. Tugas kelompok
Digunakan
untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah.
6. Ulangan semester
Digunakan
untuk menilai ketuntasan penguasaan kompetensi pada akhir program semester.Dari
aspek kognitif ulangan harian dapat digunakan untuk mengungkap mengingat sampai
dengan evaluasi. Untuk aspek psikomotor dapat dilakukan ujian praktik, dan
untuk aspek afektif dapat dilakukan dengan pengumpulan data/hasil pengamatan dalam
kurun waktu satu semester
7. Ulangan kenaikan
Digunakan
untuk mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai materi dalam satu tahun
ajaran.
8. Laporan kerja praktik
Digunakan
untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti fisika, kimia,
biologi, dan bahasa.
9. Response atau ujian praktik
Digunakan
untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya.Tujuannya untuk mengetahui
penguasaan akhir, baik dari aspek kognitif maupun psikomotor.
E. MANFAAT PENILAIAN KELAS
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
(2002) dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi mengemukakan hasil penilaian
berbasis kelas berguna untuk:
1. Umpan balik bagi siswa dalam
mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk
memperbaiki hasil belajarnya.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis
kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan
remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan
kemampuannya.
3. Memberikan masukan kepada guru untuk
memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
4. Memungkinkan siswa mencapai
kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang
berbeda-beda.
5. Memberikan informasi yang lebih
komunikatif kepada orang tua dan masyarakat tentang efektifitas
pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan peran sertanya di bidang
pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penilaian dilakukan untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan
kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru,
serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat
keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan
yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Aspek-aspek yang diukur dalam
penilaian kelas diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu domain kognitif, domain afektif , dan domain
psikomotor.Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk penelusuran, pengecekan, pencarian, penyimpulan.
B. SARAN
Tak ada gading yang tak retak, makalah ini adalah upaya
untuk memperluas wawasan dan keterampilan kita
dalam sistem penilaian, khususnya dalam menilai proses dan hasil belajar
siswa di sekolah.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan membuat kita mengerti bagaimana yang telah dijelaskan diatas. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Majid,
Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung
: PT. Remaja Rosda Karya
KAWASAN
INFORMASI TERKINI _ Manfaat, Fungsi dan Prinsip Penilaian Kelas.html : diakses
pada tanggal : 21 Maret 2016
http://bisnis-bola.blogspot.co.id/2011/06/penilaian-berbasis-kelas.html
: diakses pada tanggal 30 Maret 2016
http://mardiatuljannahku.blogspot.co.id/2011/12/penilaian-berbasis-kelas-sebagai.html
: diakses pada tanggal 30 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar